Kegiatan untuk Mengembangkan Pengetahuan Semantik

 Kegiatan untuk Mengembangkan Pengetahuan Semantik

Anthony Thompson

Pengetahuan semantik adalah kemampuan untuk memahami narasi, termasuk kemampuan untuk memahami arti kata-kata dalam konteks yang berbeda, serta pengetahuan tentang makna hubungan antar kata. Kegiatan yang tercantum di sini akan membantu mengembangkan pengetahuan semantik

Semantik mengacu pada makna kata-kata dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kemampuan memori pendengaran yang buruk dan dapat memiliki implikasi yang serius bagi siswa di dalam kelas. Jika mereka tidak dapat mempertahankan pemahaman dalam mempelajari kosakata baru, mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan ide baru. Hal ini juga akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengekspresikan ide mereka sendiri.

Lihat juga: 10 Kegiatan Fantastis Martin Luther King Jr. untuk Anak Prasekolah

Murid-murid yang mengalami kesulitan di bidang ini mungkin memiliki kesulitan:

  • soal mencari kata (lihat halaman kegiatan 'mencari kata' yang terpisah)
  • kesulitan dengan klasifikasi kata
  • kesulitan mengembangkan lebih dari sekadar pemahaman harfiah terhadap suatu teks
  • memori pendengaran jangka pendek yang buruk
  • kebutuhan untuk diberikan waktu untuk memproses informasi
  • kekuatan kinestetik, belajar lebih baik dengan menggunakan materi konkret dan pengalaman praktis
  • kekuatan visual, menikmati pembelajaran dengan menggunakan materi visual (grafik, peta, video, demonstrasi).

Pesan buku terlaris A-Z Kebutuhan Khusus untuk Setiap Guru untuk lebih banyak kegiatan dan bantuan.

Lihat juga: 55 Lembar Kegiatan Minggu Palem Untuk Anak-Anak

Kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan semantik

  1. Pertanyaan komparatif - misalnya, "Apakah bola merah lebih besar dari bola biru?
  2. Kebalikannya - menggunakan benda-benda sehari-hari (mis. pensil tipis/gemuk, sepatu lama/baru).
  3. Menyortir - baik benda nyata maupun bergambar ke dalam kategori sederhana yang diberikan (misalnya, benda yang bisa kita makan, benda yang kita gunakan untuk menulis dan menggambar).
  4. Klasifikasi - mintalah siswa untuk menyortir benda-benda nyata dan bergambar ke dalam kelompok-kelompok, dengan menggunakan kriteria mereka sendiri.
  5. Bingo - kategori bergambar sederhana (pastikan bahwa setiap siswa memahami kategori di papan tulis mereka sebelum memulai permainan).
  6. Ganjil - minta siswa untuk mengidentifikasi barang-barang yang tidak boleh dimasukkan ke dalam kategori tertentu dan berikan alasannya.
  7. Ruangan mana? - minta murid untuk mencocokkan gambar objek dengan ruangan tertentu di rumah dan memberikan alasan untuk pilihan ruangan mereka.
  8. Di mana saya? - seorang siswa memilih tempat di kelas untuk berdiri atau duduk dan bertanya "Di mana saya?" Siswa lain harus menggunakan berbagai kata depan untuk menggambarkan posisi siswa tersebut, misalnya "Kamu di depan meja guru", "Kamu di samping papan tulis".
  9. Perbandingan - aktivitas dalam matematika (menemukan objek yang lebih pendek dari, lebih panjang dari).
  10. Konsep yang berlawanan - perkenalkan kosakata konsep dalam berbagai bidang kurikulum, dengan menggunakan materi visual/konkret (misalnya: keras/lembut, penuh/kosong, berat/ringan, manis/asam, kasar/halus).
  11. Pasangan homofon, jepret, pelmanisme - menggunakan gambar dan kata-kata (misalnya, lihat/laut, temui/daging).
  12. Domino kata majemuk - misalnya. mulai/ tempat tidur / / kamar / untuk / / hari / untuk / / mendapatkan / panci / / kue / / tas / / selesai .
  13. Pasangan gambar majemuk - mencocokkan gambar yang membentuk kata majemuk (misal: kaki/bola, mentega/lalat).
  14. Keluarga kata - mengumpulkan kata-kata yang termasuk dalam kategori yang sama (misalnya sayuran, buah, pakaian).
  15. Jepretan sinonim - ini memberikan pengenalan tentang penggunaan tesaurus sederhana (mis. besar/besar, kecil/kecil).

Dari A-Z Kebutuhan Khusus untuk Setiap Guru oleh Jacquie Buttriss dan Ann Callander

Anthony Thompson

Anthony Thompson adalah konsultan pendidikan berpengalaman dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang pengajaran dan pembelajaran. Dia berspesialisasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan inovatif yang mendukung pengajaran yang berbeda dan melibatkan siswa dengan cara yang bermakna. Anthony telah bekerja dengan beragam pelajar, mulai dari siswa sekolah dasar hingga pelajar dewasa, dan bersemangat tentang pemerataan dan inklusi dalam pendidikan. Dia memegang gelar Master di bidang Pendidikan dari University of California, Berkeley, dan merupakan guru bersertifikat dan pelatih instruksional. Selain pekerjaannya sebagai konsultan, Anthony adalah seorang blogger yang rajin dan membagikan wawasannya di blog Keahlian Mengajar, di mana dia membahas berbagai topik yang berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan.