20 Kegiatan Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL) untuk Sekolah Menengah Pertama

 20 Kegiatan Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL) untuk Sekolah Menengah Pertama

Anthony Thompson

Penting bagi siswa sekolah menengah untuk mempraktikkan pembelajaran sosial-emosional sepanjang tahun untuk membantu mendukung mereka secara sosial, perilaku, akademis, dan sebagai persiapan untuk sekolah menengah. Keterampilan seperti membangun hubungan dan keterampilan manajemen diri akan membantu siswa sekolah menengah untuk mengatasi masa-masa sulit dalam perkembangannya. Di bawah ini adalah 20 kegiatan berbeda yang dapat Anda lakukangunakan dengan siswa sekolah menengah pertama Anda untuk mendukung pembelajaran sosial-emosional (SEL) mereka.

1. Jurnal Check-in

Jurnal check-in adalah kegiatan harian yang bagus untuk memulai pertemuan kelas Anda ketika membangun keterampilan SEL. Setiap hari jurnal memiliki cara yang berbeda untuk check-in dengan Pertanyaan SEL Hari Ini. Beberapa topik yang termasuk di dalamnya adalah rasa terima kasih, memberikan pujian lain, memeriksa "suhu" emosi, dan banyak lagi.

2. Pembangun Harga Diri "Saya"

Melihat kekuatan pribadi terkadang sulit bagi kelompok usia ini. Gunakan aktivitas "Saya adalah" yang sederhana ini untuk membangun harga diri siswa. Mereka akan menempelkan berbagai kata positif yang menggambarkan diri mereka. Perluas aktivitas ini dengan meminta teman sebaya untuk menambahkan klip.

3. "Pikirkan, Katakan, Lakukan"

Ini adalah langkah proaktif untuk membantu remaja dan remaja mengatasi kecemasan dan stres. Mereka akan mengemukakan berbagai pikiran stres atau cemas yang mereka miliki dan kemudian membuat pesan positif tentang pembicaraan diri dan tindakan yang dapat mereka lakukan. Perluas aktivitas ini dengan menjadikannya sebagai kegiatan berjalan-jalan di galeri, di mana umpan balik di kelas dapat diberikan untuk membantu mendukung rekan-rekan mereka.

Lihat juga: 27 Kegiatan Untuk Mengajarkan Siswa Sekolah Menengah Pertama Anda Tentang Holocaust

4. Tantangan Kertas

Momen yang menantang dapat menjadi guru terbaik! Gunakan tantangan kertas ini untuk mendukung keterampilan sosial-emosional siswa. Siswa akan menggunakan kertas dan gunting untuk membuat ulang struktur kertas yang SANGAT sulit. Siswa pasti akan merasa frustasi dan guru akan mencatat rasa frustasi tersebut, lalu menyatukan semua orang untuk berdiskusi bersama di kelas mengenai pola pikir pertumbuhan.

Lihat juga: 30 Kegiatan Cinco de Mayo untuk Siswa Sekolah Dasar

5. Skenario Perspektif yang Berbeda

Ini adalah pelajaran kelas yang bagus untuk mengajarkan tentang perspektif dan keterampilan sosial. Ini membuat siswa berpikir tentang bagaimana rasanya dalam situasi tertentu dan bagaimana orang yang berbeda dapat merespons secara berbeda.

6. Ruang Escape Pola Pikir Pertumbuhan

Escape room adalah kegiatan kelas yang menyenangkan. Dalam kegiatan ini, yang juga dapat digunakan sebagai pemecah kebekuan di kelas, siswa akan belajar tentang pola pikir pertumbuhan dalam kelompok saat mereka mencoba bekerja sama untuk melarikan diri!

7. Kata-kata yang Menyakitkan

Kegiatannya sederhana: guru mendiskusikan bagaimana kata-kata dapat menyakiti, bahkan jika itu bukan maksud kita. Siswa kemudian menulis tentang saat-saat ketika seseorang mengatakan sesuatu yang menyakitkan bagi mereka atau sebaliknya. Kemudian mereka berbagi dan menindaklanjuti dengan diskusi lebih lanjut tentang kekuatan kata-kata.

8. Memuji

Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa dapat memberi dan menerima pujian. Para siswa akan belajar apa yang membuat pujian berkualitas dan bagaimana cara menerimanya, sehingga mereka dapat mempraktikkannya! Para siswa saling berbagi pujian dengan teman sebaya.

9. Permainan Dadu Kemarahan

Permainan dadu kemarahan membuat anak-anak berpikir tentang bagaimana mereka dapat merespons ketika mereka marah. Hal ini memberi siswa waktu untuk memikirkan orang yang aman yang dapat mereka ajak bicara, strategi menenangkan diri, atau teknik pernapasan favorit. Hal yang luar biasa adalah permainan ini juga meningkatkan keterampilan komunikasi antara teman sebaya dan orang dewasa.

10. Baik atau Sampah?

Keterampilan belajar sosial-emosional termasuk memahami kebaikan. Mainkan "Baik atau Sampah" dengan kelas Anda. Dalam permainan ini, siswa akan melihat skenario dan menentukan apakah itu "tindakan baik" atau "sampah"... dan sampahnya dibuang ke tempat sampah!

11. Penangkap Kotoran SEL

Cara yang keren untuk melatih beberapa keterampilan SEL adalah melalui papan pilihan penangkap cootie ini! Para siswa membuat penangkapnya dan kemudian dapat memainkan permainan ini dengan teman-teman mereka untuk menentukan aktivitas terkait SEL mana yang akan mereka kerjakan.

12. ELA dan SEL

Membawa keterampilan sosial-emosional ke dalam pembelajaran di kelas! Kita sering kali berfokus pada SEL secara terpisah, namun keterampilan ini harus terjalin sepanjang hari dalam pembelajaran akademis. Kartu berisi pertanyaan digunakan di kelas English Language Arts (ELA) untuk menghubungkan pembelajaran sosial-emosional dengan apa yang sedang dibaca di dalam kelas. Para siswa menggunakan pertanyaan-pertanyaan diskusi untuk mempelajari lebih lanjut tentang teks dan SEL!

13. Bagan Lingkaran Kendali (Circle of Control Chart)

Aktivitas singkat untuk pertemuan pagi di hari pertama sekolah adalah bagan jangkar "lingkaran kendali." Para siswa mendiskusikan apa yang dapat dan tidak dapat mereka kendalikan. Ini akan menantang para siswa untuk lebih fokus pada apa yang dapat mereka kendalikan.

14. Di Sepatu Orang Lain

Dalam kegiatan ini, bacalah dan definisikan empati, kemudian berikan kartu skenario kepada siswa untuk bermain di "sepatu orang lain." Mereka akan melihat melalui setiap skenario seperti apa rasanya berada di posisi orang lain dan membangun empati.

15. Simulasi Petani Dunia Ketiga

Kegiatan lain untuk mengajarkan empati, yang akan sangat baik untuk diajarkan selama periode kelas IPS, adalah "Petani Dunia ke-3." Ini adalah permainan interaktif online di mana siswa belajar tentang kesulitan bertani di negara-negara yang kurang berkembang di mana sumber daya tidak tersedia.

16. Inventaris Pendengaran Aktif

Mendengarkan secara aktif tidak hanya merupakan keterampilan hidup, tetapi juga keterampilan akademis. Siswa melakukan penilaian diri untuk melihat seberapa baik mereka mendengarkan. Ini juga membantu menjelaskan kepada siswa perbedaan antara mendengar dan menyimak.

17. Mengontrol Aktivitas Seni

Setiap guru sekolah menengah tahu bahwa terkadang siswa kita suka menyimpan dendam. Kegiatan seni ini mengajarkan siswa apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus dilepaskan. Ini akan membantu mereka membedakan mana yang sebenarnya penting untuk "dipertahankan".

18. "Gelembungku"

Kegiatan ini mengajarkan tentang ruang pribadi dan batasan. Bagian besar dari pertumbuhan emosional adalah kemampuan untuk memegang batasan pribadi kita. Lembar kerja ini membantu siswa menuangkannya di atas kertas untuk lebih memahami bahwa mereka memiliki gelembung pribadi dan mereka memiliki hak untuk menahan orang lain pada batasan mereka.

19. Ketekunan dan Pembicaraan Diri yang Positif

Pembicaraan diri yang positif sangat bagus untuk dikembangkan oleh siswa sekolah menengah pertama! Untuk membantu mendukung keterampilannya, mainkan permainan "Aku Punya, Siapa Punya" untuk mengajarkan siswa contoh-contoh pembicaraan diri yang positif!

20. Cegah Kecemasan dengan Manajemen Waktu

Mengatur hari Anda adalah keterampilan yang kita semua butuhkan - tanpanya, kita bisa merasa cemas. Cara yang bagus untuk mengajarkan siswa bagaimana mengatur waktu mereka adalah dengan melakukan kegiatan ini. Siswa dapat terjebak dengan semua hal yang harus mereka selesaikan selama seminggu di sekolah. Kegiatan ini berfokus pada kategori daftar "yang harus dilakukan" ke dalam 3 bagian: mendesak, penting, dan bisa menunggu.

Anthony Thompson

Anthony Thompson adalah konsultan pendidikan berpengalaman dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang pengajaran dan pembelajaran. Dia berspesialisasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan inovatif yang mendukung pengajaran yang berbeda dan melibatkan siswa dengan cara yang bermakna. Anthony telah bekerja dengan beragam pelajar, mulai dari siswa sekolah dasar hingga pelajar dewasa, dan bersemangat tentang pemerataan dan inklusi dalam pendidikan. Dia memegang gelar Master di bidang Pendidikan dari University of California, Berkeley, dan merupakan guru bersertifikat dan pelatih instruksional. Selain pekerjaannya sebagai konsultan, Anthony adalah seorang blogger yang rajin dan membagikan wawasannya di blog Keahlian Mengajar, di mana dia membahas berbagai topik yang berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan.