15 Kegiatan Dasar Konseling Sekolah yang Harus Diketahui Setiap Guru

 15 Kegiatan Dasar Konseling Sekolah yang Harus Diketahui Setiap Guru

Anthony Thompson

Ketika melakukan sesi konseling dengan anak-anak, elemen yang paling penting adalah memastikan bahwa anak menantikan sesi tersebut. Anda harus menarik perhatian mereka dengan melibatkan mereka dalam kegiatan yang juga menenangkan dan menyejukkan. Baik itu sesi konseling individu maupun kelompok, cobalah 15 kegiatan ini untuk membantu anak-anak rileks dan mengelola pikiran negatif, dorongan, dan frustrasi mereka.

1. Pernapasan Gelembung

Latihan kesadaran ini memperkenalkan pernapasan yang menenangkan kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Latihan ini dapat mengurangi stres dan membantu meringankan kecemasan serta depresi. Namun, latihan ini tidak akan datang secara alami, dan sebagian besar anak-anak akan membutuhkan latihan. Mintalah anak-anak untuk meniup gelembung yang lebih besar saat mereka fokus pada pernafasan mereka.

2. Permainan Menari

Permainan menari yang mengharuskan anak-anak meniru langkah-langkah tarian membantu mereka meningkatkan keterampilan motorik dan konsentrasi mereka. Ini adalah kegiatan menyenangkan yang akan mereka sukai! Anda juga dapat mencoba rutinitas menari yang membutuhkan pasangan untuk menanamkan kerja sama tim.

3. Mencoret-coret

Berikan selembar kertas dan minta mereka menggambar apa pun yang mereka pilih. Hal ini akan meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus dan mendorong mereka untuk berkreasi. Anda bahkan dapat menantang anak-anak untuk menutup mata mereka saat menggambar. Mereka akan membuka mata mereka untuk melihat apa yang mereka ciptakan dan berguling-guling sambil tertawa.

4. Naga Bernapas Api

Permainan ini mempromosikan pernapasan dalam dan membantu mengendalikan masalah kemarahan. Anak dibuat menjadi seekor naga dengan api di perutnya. Jika mereka tidak meniup api, mereka akan meledak menjadi api. Anak akan menarik napas dalam-dalam dan meniup melalui kepala naga, menciptakan api.

5. Dalam Aktivitas Kontrol Saya

Ini adalah kegiatan sederhana di mana anak-anak menuliskan hal-hal yang berada dalam kendali mereka dan yang tidak berada dalam kendali mereka. Hal ini membantu mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki kuasa atas hal-hal tertentu. Misalnya, mereka belajar bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas perceraian orang tua mereka.

6. Jenga

Anak-anak dapat memainkan permainan yang luar biasa ini dengan berbagai cara. Mereka dapat mengecat balok-balok dengan berbagai warna yang mewakili kumpulan pertanyaan, atau mereka dapat menulis pertanyaan di balok-balok tersebut. Ada banyak sekali kemungkinan, dan menyenangkan untuk membuat anak-anak terbuka.

7. Permainan Kim

Untuk permainan ini, tunjukkan sepuluh benda kepada anak-anak, minta mereka menghafal benda-benda tersebut, lalu tutupi benda-benda tersebut. Minta anak untuk mengingatnya kembali dan lihat berapa banyak yang mereka ingat. Sebagai alternatif, Anda bisa menyembunyikan satu benda dan meminta anak untuk menemukan benda yang hilang. Aktivitas ini membantu mengembangkan keterampilan konsentrasi dan daya ingat.

Lihat juga: 20 Permainan Menggambar yang Menyenangkan Untuk Anak-Anak

8. Mesin Penghancur Tangan Mini

Mesin penghancur tangan mini harus menjadi bagian dari setiap kegiatan konseling di sekolah karena merupakan salah satu pendekatan yang paling mudah untuk membantu anak-anak menghancurkan kemarahan, mimpi buruk, dendam, kekhawatiran, dan banyak lagi.

9. Teka-teki di Mana Anak Harus Menemukan Sesuatu

Teka-teki seperti "menemukan panda" dan sejenisnya membantu mengembangkan konsentrasi anak. Cetaklah beberapa teka-teki yang mudah untuk memulai, lalu tingkatkan kesulitannya seiring dengan meningkatnya konsentrasi anak.

10. Lampu Merah Lampu Hijau

Permainan luar ruangan klasik ini membantu anak-anak mengembangkan kontrol diri. Konselor bertindak sebagai polisi lalu lintas, dan semua anak berdiri di garis start. Ketika polisi mengatakan, "lampu hijau", anak-anak harus mulai berlari menuju garis finish, dan ketika polisi mengatakan lampu merah, anak-anak harus berhenti.

11. Gelembung Kontrol Diri

Mintalah anak-anak untuk duduk melingkar dan meniup gelembung di atas mereka. Pertama kali, mereka dapat meletuskan gelembung sesuka hati mereka. Selanjutnya, Anda harus menginstruksikan mereka untuk meletuskan gelembung hanya jika gelembung tersebut tepat berada di depan mereka. Aktivitas ini membantu mereka mengembangkan kontrol diri dan kesabaran.

12. Pertarungan Bola Salju

Beri semua anak satu lembar kertas dan minta mereka menulis apa yang mereka sukai, apa yang mereka benci, dsb. Sekarang, anak-anak dapat menggulung kertas-kertas tersebut dan bermain lempar bola salju dengan kertas-kertas tersebut. Ketika semua bola tercampur, minta setiap anak untuk mengambil salah satunya. Minta mereka membuka, membaca, dan menebak bola salju tersebut milik siapa.

13. Temukan Perbedaannya

Aktivitas ini melibatkan dua gambar yang mirip dengan beberapa perbedaan kecil, yang harus dikenali oleh anak. Aktivitas ini dirancang untuk meningkatkan konsentrasi anak dan membuat mereka memperhatikan detail-detail kecil. Anda dapat menyesuaikan aktivitas ini dengan usia anak Anda.

Lihat juga: 20 Ide Kegiatan Afirmasi yang Menginspirasi Untuk Pembelajaran Sosial-Emosional

14. Permainan Membekukan

Menari adalah aktivitas menyenangkan yang disukai anak-anak. Mintalah anak-anak untuk menari saat musik menyala dan berhenti menari saat musik berhenti. Anda dapat menambahkan variasi, seperti menari cepat untuk lagu-lagu bertempo cepat dan menari lambat untuk lagu-lagu bertempo lambat, atau sebaliknya. Aktivitas ini membantu mengendalikan dorongan dan menghentikan kebiasaan buruk.

15. Estafet Aneh

Dua anak membawa sebuah benda di antara bagian tubuh mereka tanpa menggunakan tangan. Semakin kecil benda yang dibawa, semakin kompleks aktivitasnya. Anda dapat mencoba kepala-ke-kepala, siku-ke-siku, dagu-ke-dagu, dsb. Hal ini dapat membantu membangun kerja sama tim dan membantu anak-anak yang sulit berteman.

Anthony Thompson

Anthony Thompson adalah konsultan pendidikan berpengalaman dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang pengajaran dan pembelajaran. Dia berspesialisasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan inovatif yang mendukung pengajaran yang berbeda dan melibatkan siswa dengan cara yang bermakna. Anthony telah bekerja dengan beragam pelajar, mulai dari siswa sekolah dasar hingga pelajar dewasa, dan bersemangat tentang pemerataan dan inklusi dalam pendidikan. Dia memegang gelar Master di bidang Pendidikan dari University of California, Berkeley, dan merupakan guru bersertifikat dan pelatih instruksional. Selain pekerjaannya sebagai konsultan, Anthony adalah seorang blogger yang rajin dan membagikan wawasannya di blog Keahlian Mengajar, di mana dia membahas berbagai topik yang berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan.